Teori Investasi
Pengertian
Investasi
Menurut Jack Clark Francis[1],
investasi adalah penanaman modal yang diharapkan dapat menghasilkan tambahan
dana pada masa yang akan datang. Frank
Reilly[2] mengatakan, investasi adalah komitmen
satu dollar dalam satu periode tertentu, akan mampu memenuhi kebutuhan investor
di masa yang akan datang dengan: (1) waktu dana tersebut akan digunakan, (2)
tingkat inflasi yang terjadi, (3) ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang
akan datang.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi
merupakan suatu bentuk pengorbanan kekayaan di masa sekarang untuk mendapatkan
keuntungan di masa depan dengan tingkat resiko tertentu.
Jenis-jenis Investasi
Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:[3]
1.
Investasi dalam bentuk aset riil (real assets)
Yaitu investasi dalam bentuk aktiva berwujud fisik, seperti emas, batu
mulia dan sebagainya.
2.
Investasi dalam bentuk surat berharga/sekuritas (marketable securities financial assets)
Yaitu investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang pada dasarnya
merupakan klaim atas aktiva riil yang diawasi oleh suatu lembaga/perorangan
tertentu.
Pemilikan aktiva finansial dalam rangka investasi pada sebuah
institusi/perusahaan dapat dilakukan dengan dua cara:
1.
Investasi langsung (direct
investing)
Diartikan sebagai suatu kepemilikan surat-surat
berharga secara langsung dalam suatu institusi/perusahaan tertentu yang secara
resmi telah di go public dengan tujuan mendapatkan tingkat
keuntungan berupa deviden dan capital
gain.
2.
Investasi tidak langsung (indirect investing)
Terjadi apabila suatu surat berharga yang dimiliki diperdagangkan
kembali oleh perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara. Kepemilikan
aset secara tidak langsung dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan yang
terdaftar, yang bertindak sebagai perantara. Dalam perannya sebagai investor
tidak langsung, pedagang perantara mendapatkan deviden seperti halnya dalam
investasi langsung serta capital gain
atau hasil perdagangan portofolio yang dilakukannya.
Resiko Investasi
Menurut Jack Clark Francis[4],
resiko didefinisikan sebagai kesempatan/kemungkinan timbulnya kerugian (risk
is the chance/probability of loss). Elton
dan Gruber[5]
mendefinisikan resiko sebagai potensi variasi dari hasil yang diharapkan di
masa yang akan datang, sedangkan menurut Donald
E. Fischer & Ronald J. Jordan[6],
resiko artinya ketidakpastian dalam kemungkinan distribusi return.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa resiko investasi
merupakan suatu kemungkinan yang terdiri dari berbagai faktor yang dapat
menyebabkan tidak kembalinya dana yang diinvestasikan pada suatu instrumen
investasi tertentu atau dengan kata lain, merupakan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya kerugian dalam suatu investasi.
Semua jenis investasi selalu punya resiko, tidak ada investasi yang bebas
resiko, resiko selalu melekat pada tiap investasi besar atau kecil dan juga
dapat dikatakan bahwa hasil yang tinggi resikonya juga tinggi sehingga
diperlukan pemahaman atas resiko yang berkaitan dengan alternatif sarana
investasi yang dapat terdiri dari resiko likuiditas, ketidakpastian hasil,
kehilangan hasil, penurunan nilai investasi sampai resiko hilangnya modal
investasi tersebut.
Jenis-jenis resiko yang umumnya dihadapi perusahaan dalam investasi
yaitu:[7]
1.
Business Risk (Resiko
Bisnis)
Adalah bervariasinya penjualan perusahaan dan kemampuan untuk menjual
produk tersebut. Hal tersebut dihubungkan dengan laporan keuangan dan dikaitkan
dengan perubahan selera konsumen dan perubahan kondisi makroekonomi.
2.
Financial Risk
(Resiko Finansial)
Dikaitkan dengan pendapatan dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi
resiko bisnis dan struktur finansial perusahaan dan dihubungkan dengan financial leverage perusahaan.
3.
Inflation Risk/Purchasing Power Risk (Resiko
Inflasi/Penurunan Daya beli)
Dikaitkan dengan kemungkinan tingkat pengembalian investasi tidak dapat
mengimbangi peningkatan biaya hidup.
4.
Interest Rate
Risk (Resiko Suku Bunga)
Dikaitkan dengan perusahaan akibat kerugian nilai portofolio akibat
perubahan suku bunga.
5.
Social Risk (Resiko
Sosial)
Dikaitkan dengan kondisi sosial yang terjadi dalam masyarakat yang akan
mempengaruhi kebijakan pada suatu perusahaan.
6.
Foreign Exchange
Risk (Resiko Nilai Tukar)
Dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya kerugian akibat perubahan secara
relatif nilai mata uang dunia. Resiko nilai tukar akan mengurangi return dari investasi.
7. Political
Risk (Resiko Situasi
Politik)
Dikaitkan dengan kemungkinan
pemerintah luar negeri ikut campur dalam kegiatan perusahaan maupun kondisi
dalam negeri yang tidak kondusif bagi dunia usaha.
Jenis-jenis
resiko di atas merupakan resiko yang tergabung baik dalam resiko tidak
sistematis (unsystematic risk) dan
resiko sistematis (systematic risk).
Resiko yang tidak sistematis dapat dihilangkan melalui diversifikasi sedangkan
resiko yang sistematis diakibatkan oleh faktor pasar yang mempengaruhi semua
perusahaan dan tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi seperti suku
bunga, perang, inflasi, kebijakan pemerintah, perubahan politik nasional maupun
internasional. Oleh karena itu, investor (atau perusahaan) lebih memperhatikan
resiko yang tidak dapat didiversifikasi yang mencerminkan kontribusi aktiva
terhadap resiko portofolio.
Perhitungan kedua jenis resiko
tersebut dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut:
Total Risk =
Systematic Risk + Unsystematic Risk
[1]
Francis, Jack C., Investment: Analysis
and Management, 5th edition, McGraw-Hill Inc., Singapore , 1991, Hal. 1
[2]
Reilly, Frank, & Brown, Keith C., Investment
Analysis and Portfolio Management, 7th edition, Thomson
South-Western Inc., US, 2003, Hal. 5
[3]
Bodie, Zvi, Alex Kane & Alan J. Marcus, Essentials
of Investment, 2nd edition, Richard D. Irwin Inc, US, 1995, Hal.
3
[4] Francis,
Jack C., Op.Cit., Hal. 12
[5] Elton, Edwin J. &
Gruber, Martin J., Op.Cit., Hal. 46
[6] Fischer,
Donald E. & Jordan, Ronald J., Security
Analysis & Portfolio Management, 6th edition, New Jersey : Prentice
Hall, 1995, Hal. 65
[7] Id. ,
Hal. 70
Thanks infonya. Oiya ngomongin investasi, ternyata ada loh sebagian orang yang masih takut menerapkannya karena berbagai alasan. Ada yang takut ketipu hingga takut kehilangan dana yang diinvestasikan. Nah, kalo kamu salah satu yang takut seperti itu, saya nemuin cara oke nih untuk bisa mengatasinya. Cek di sini ya: Masih takut investasi? Atasi dengan 5 hal ini!
ReplyDelete